Sumber foto: Mai Revi
Data tahun 2016
dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa rasio dokter dan jumlah
penduduk di Kepri lebih baik dibandingkan dengan propinsi induk (Riau). Di
Kepri 1: 19, sedangkan di Riau 1:21.
Terima kasih
kepada gubernur sebelumnya, Ismeth Abdullah dan M Sani yang telah “berhasil”
mengalahkan propinsi induk dalam hal rasio dokter dan jumlah penduduk.
Tentu ini juga
hasil kerja dari para bupati dan walikota sebelumnya di Kepri.
Tak bermaksud
“mengecilkan” peran mereka mereka, ada pertanyaan menggelitik: apakah rakyat
Kepri di pulau pulau nun jauh di sana lebih mudah mengakses dokter? Apakah
fasilitas kesehatan tersedia merata?
Hati
hati membaca data
Rasio
1:19 tidak berarti 1 dokter menangani 19 pasien. Tidak. Karena rasio
penghitungan 1:100 ribu penduduk.
Realitas
penghitungan yang paling gampang adalah jumlah penduduk dibagi jumlah dokter.
Data dokter di
Kepri, kalau dimasukkan dokter gigi adalah 1300 orang. Dokter umum sekitar 600
orang. Anggap saja dokter umum plus spesialis 1000 jiwa, maka realitas di
lapangan adalah satu dokter menangani sekitar 2 ribu pasien.
Kalau mau
dianalogkan dengan guru, artinya satu guru mengajar 2 ribu orang murid.
Tentulah riuh rendah suasananya. Guru kencing di mana, murid murid tepekik
tepekau entah di mana pula.
Kepri
Vs Papua Vs NTT
Data
rasio dokter dan penduduk di NTT adalah 1: 12, sedangkan di Papua Barat adalah
1: 16. Dua propinsi ini “jauh” lebih baik dibandingkan Kepri. Rasio yang sangat
baik berarti dokter tidak capek, pasienpun cepat ditangani.
Sekali lagi, apakah
merata sebaran dokter di Kepri, Riau, Papua Barat dan NTT? Untuk menjawab
pertanyaan ini, salah satu indikator yang perlu diketahui adalah jumlah
fasilitas kesehatan (termasuk puskesmas, klinik, pos kesehatan).
Berdasarkan
ranking, jumlah fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut:
1. NTT: 495 fasilitas kesehatan
2.Riau: 345 fasilitas kesehatan
3.Papua Barat: 217 fasilitas
kesehatan
4.Kepri: 164 fasilitas kesehatan.
Sebaran
dokter di Kepri
Dari
fasilitas kesehatan ternyata NTT memiliki dua kali lebih banyak (495 fasilitas
kesehatan) dibandingkan Kepri (164
falitas kesehatan). Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa fasilitas
kesehatan yang banyak adalah usaha untuk melayani masyarakat sampai ke pelosok
pelosok provinsi.
Di
Kepri ada sekitar 1900 pulau, berarti masih ada ribuah pulau yang “nihil” atau
nol fasilitas kesehatan. Adalah kenyataan pula, dokter hanya “terkosentrasi” di
pulau pulau besar seperti Batam, Bintan dan Karimun.
Di
tingkat kecamatan seperti Tambelan, Bintan, “dokter” terkadang “kosong” alias
tak berada di tempat. Ada 88 pulau di Kecamatan Tambelan, apakah “tersentuh”
oleh tangan tangan dokter? “Malas nak cakap.”
Sekitar
10 tahun lalu, saya pernah bertemu dengan perawat yang mengaku “mengabdi” di
pulau pulau kecil seperti Pejantan, Mentebung dan Pulau Pinang. Dia bilang
hanya datang ke pulau pulau tersebut tiga bulan sekali saja.
Yang
membuat saya tersentak kaget, ternyata dia bukan ASN atau PNS. Dia dibayar oleh
sebuah LSM di Kalimantan. Dia sendiri tak pernah ke kecamatan di Tambelan. Luar
biasa !! Coba bayangkan kalau dia seorang missionaris atau agen asing. “Nak
diletak di mane muke Melayu?”
Jumlah Dokter: Kepri Vs Riau Vs Papua Barat Vs NTT
ReplyDelete@
Data tahun 2016 dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa rasio dokter dan jumlah penduduk di Kepri lebih baik dibandingkan dengan propinsi induk (Riau). Di Kepri 1: 19, sedangkan di Riau 1:21.
unfortunately
ReplyDeleteJumlah Dokter: Kepri Vs Riau Vs Papua Barat Vs NTT
Delete@
Terima kasih kepada gubernur sebelumnya, Ismeth Abdullah dan M Sani yang telah “berhasil” mengalahkan propinsi induk dalam hal rasio dokter dan jumlah penduduk.
Jumlah Dokter: Kepri Vs Riau Vs Papua Barat Vs NTT
DeleteJumlah Dokter: Kepri Vs Riau Vs Papua Barat Vs NTT
Delete-
Tentu ini juga hasil kerja dari para bupati dan walikota sebelumnya di Kepri.